“Antara Sahabat dan Cinta “
Sahabat dan Cinta, dua hal yang tak mudah ntuk di mengrti, kdang bisa sangat berarti, namun dalam hal itu bisa membuat luka teramat perih. Aku adalah orang yang berada di tengah-tengah antara sahabat dan cinta itu. Kini, aku yang sangat merindukan hadirnya seorang kekasih, dalam hangatnya persahabatan ku dengan R (sorry Privasi Pribadi) yang lebih muda satu tahun dariku.
Tiga minggu diawal semester satu, aku duduk di bangku kelas XI IPA , seabreg kegiatan pun kulalui tanpa harus memikirkan cinta menurutku itu hanya membuatku lelah. Namun, pertemuan itu membuatku melupakan suatu hal, aku yang larut dalam perasaanku terhadap R. Aku terlalu bodoh karena terlalu jatuh hati pada orang yang salah, jatuh hati pada orang yang tak pernah menyimpan cinta padaku. Aku tak begitu saja menyalahkannya! Dia tak patut untuk di salahkan, dia hanyalah korban dari cintaku dan dia terlalu baik mau mengerti akan cintaku padanya.
Dan terlalu naif jika kini aku harus menyesal karena mengenalnya. Karena dia aku dapat merasakan hal terindah, walaupun hanya sekejap. Aku terlalu naif hingga aku pun tidak menyadari bahwa sahabatku pun pernah merasakan juga perih yang kurasakan. P adalah sahabatku orang yang kupercaya seutuhnya, orang yang selalu berusaha ada untukku. Kini, telah terluka kembali karena keegoisanku.
Seharusnya aku tak pernah hadir di kehidupan R. Bila akhirnya luka ini yang kurasa. Andai saja kusadari dari awal, andai saja ku lebih mengerti dia, andai saja aku tidak jatuh hati pada R, R dan R. Orang yang kucintai dan selalu ada dalam hatiku walau hati ini terasa perih, aku dapat mengerti tak ada gunanya ku bertahan di sisinya, karena ternyata dia lebih menginginkan orang lain untuk mengisi hari-harinya. Aku di sini yang begitu tulus mencintainya dan aku yang selalu berusaha untuk mengerti dirinya kan slalu menanti dan menata hati lagi hingga bayangannya pergi dan tak ada lagi kecewa yang terasa.
Aku disina kan selalu berusaha tegar menjalani hari-hariku, aku kan selalu berusaha tersenyum agar dia bisa bahagia bersama Pacarnya. Walau pun hrus ku arungi hari demi hari dengan rasa perih dihati tapi demi dia, demi kebahagiaannya seperih apapun sesakit apapun akan ku tahan semua itu agar ku bisa melihatnya tersenyum bahagia.
Kumasih dapat bertahan hingga kelak dia mengerti bahwa aku tulus mencintainya. Aku memang menyayanginya, tapi aku tak rela bila harus terus menerus disakiti oleh nya. Pertemuan itu dimulai saat aku duduk di kelas XI, dia sangat berbeda dengan yang dulu, ketika melihatnya hatiku slalu berkata “apakah aku bisa memilikinya,... dialah orang yang slama ini hadir di mimpiku.” Aku tidak dapat menolak permintaannya, apapun yang terucap dari bibirnya pasti slalu ku jawab “Ya” dan karena itu lah aku sadar bahwa aku telah jatuh hati padanya.
Hari demi hari kulalui bersamanya, Persahabatan kami pun berjalan seperti biasanya, hingga suatu ketika, saat aku bertemu teman lamaku ketika aku menceritakan semua kisah ku dia memberiku saran agar aku jujur dengan hatiku sendiri dia berkata bahwa aku harus mengatakan semua perasaanku kepada R ....
Ketika aku beranjak pulang dan beristirahat sejenak sambil tiduran di kamarku, aku pun terlelap oleh pikiran ku yang sangat tidak karuan.. handphone ku pun berdering, ketika ku terbangun dari tidurku, kulihat jam sudah menunjukkan angka 19.00 WIB. Kulihat handphone ku yang berdering dan ternyata itu sms dari temanku P. Dia mengatakan bahwa aku harus mencoba untuk jujur dan mengatakan perasaanku kepada R, dia tidak mau kisahku sama dengan kisah yang dialaminya dulu. Aku pun memberanikan diri untuk mengatakan semuanya kepada R lewat telepon tetapi rasa takut dan cemas membuat ku mengurungkan niat, aku tidak ingin mengulang kesalahan ku untuk yang kedua kalinya, tetapi hatiku telah memilih bahwa aku harus mengatakannya. aku pun mencoba lewat sms, kemudian ku curahkan seluruh perasaanku lewat sms itu. Sejenak ku terdiam dan berfikir akankah dia mau menerimaku ataukah dia malah mengacuhkan ku, ketika sms itu terkirim selang beberapa menit dia membalas sms dari ku, dia berkata “Maaf aku tidak pernah mencintaimu, aku memang sayang kepada mu tetapi sayang itu hanyalah sebatas teman, aku tidak suka orang yang dulu berteman kemudian menjadi suka”. Mendengar semua itu membuat ku sedih, menyesal dan berfikir “kenapa harus terulang kembali rasa pahit yang dulu pernah ku rasakan” sejenak ku termenung.
Tanpa berfikir panjang aku langsung membalas sms darinya “apakah kamu lebih memilih orang asing yang baru kamu kenal dibandingkan dengan temanmu yang sudah kamu kenal sifat karakternya, aku tahu didalam hatimu masih ada secercah cahaya untukku walaupun hanya sebesar lubang jarum, akan ku pertahankan itu” dan setelah hari itu, aku tidak pernah lagi berbincang dengannya, aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Ketika melihatnya tersenyum bahagia dengan pacaranya, aku pun memutuskan untuk melupakannya dan mencari yang lebih baik dari dia.
Pernah ku berfikir “Akankah ada orang yang menyayangiku dengan tulus, adakah orang yang menyayangiku dengan hatinya, akankah ada orang yang mau menyusun kembali hatiku yang telah hancur, apakah semua itu ada diantara orang yang aku kenal yang dekat denganku, “Sahabat dan Cinta”.
Tamat
By: Adam M Potter